Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Surat dari Setan untuk anak Adam


Hari ini setan menghadiahiku sebuah surat, ditujukan untuk semua anak adam:


Aku melihatmu kemarin, saat engkau memulai aktifitas harianmu.
Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhm,
Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan "Bismillah" sebelum memulai sarapanmu, juga tidak sempat mengerjakan shalat Isha sebelum berangkat ketempat tidurmu..


Kaupun lebih suka menonton bola di TV 90 menit penuh tanpa beranjak, tapi membaca alquran 10 menit saja engkau tak pernah sempat..
Hmmm..Kau benar2 orang yang TIDAK bersyukur, Aku menyukainya..
Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu tidak merubah cara hidupmu.


Hai anak cucu adam yang Bodoh, Kalian millikku..
Ingat, kau dan aku sudah bertahun-tahun bersama,
dan aku masih belum bisa benar2 mencintaimu..
Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah.


Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah.
Dia sudah mencampakkan aku dari surga, dan aku akan tetap memanfaatkanmu
sepanjang masa untuk mebalaskanny..


Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU dan dia masih memiliki rencana-rencana
untukmu dihari depan.
Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku,dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka.
Sehingga kita bisa bersama dua kali dan ini akan menyakiti hati ALLAH, dan itu membuatku senang..


Aku benar-benar berterimakasih padamu, karena aku sudah menunjukkan kepada NYA siapa yang menjadi pengatur dalam hidupmu dalam masa2 yang kita jalani,
Kita nonton film porno bersama, memaki orang, mencuri, berbohong, munafik, makan sekenyang-kenyangya, guyon2an jorok, bergosip, manghakimi orang, menghibah orang dari belakang, tidak hormat pada orang tua, banyak tertawa yg membuatmu lupa akan kematian,memegang tubuh perempuan dalam pacaran..


Semua itu aku menyukainya..!!


Kau tidak pernah ke Masjid, berperilaku buruk, menyakiti hati teman dengan lisan,
Engkau mengaku muslim tapi perkataan dan perbuatanmu dzalim..
Engkau mengaku beriman tapi tidak mampu menjaga lisan..


TENTUNYA kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja bukan...?


Ayolah, Hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamany di neraka..
Aku masih memiliki rencana2 hangat untuk kita kelak..
Ini hanya merupakan surat penghargaanku untukmu..


Aku ingin mengucapkan 'TERIMAKASIH' karena sudah mengizinkanku
memanfaatkan hampir seluruh masa hidupmu.


Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku menertawakanmu.
Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan tawa.
Dan dosapunsudah mulai mewarnai hidupmu.


Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda.
Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda bagaimana berbuat dosa, meminum khamer, berpacaran, durhaka kepada orang tua..semuanya....


Yang perlu kau lakukan adalah merokok, mabuk-mabukan, berbohong, berjudi, bergosip, dan hiduplah se-egois mungkin.
Lakukan semua ini didepan anak-anak dan mereka akan menirunya.


Begitulah anak-anak..
Baiklah, aku persilahkan kau bergerak sekarang.
Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggoda mu lagi.


Jika kau cukup cerdas, kau akan lari sembunyi, dan bertaubat atas dosa-dosamu.
Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit,


Karena kaupun tak pernah tahu kapan kau akan mati bukan..?


Memperingati orang bukan tabiatku, tapi diusiamu sekarang dan tetap melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh.


Jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu.


Hanya saja kau harus menjadi orang tolol yang lebih baik dimata ALLAH.


Hai anak adam, kekasihku dan sahabat sejatiku..
Sampai jumpa denganku dikehidupan akan datang,
KUTUNGGU ENGKAU DI PINTU NERAKA !!!
----------------------------------------------------


(Semoga surat ini akan membuat kita benar-benar berfikir)

Marilah Kita Menangis

Mari Kita Menangis...!!!!
Menangisi kekurangan diri..
Menangis karena mengenangkan dosa-dosa kita yang terlalu banyak, karena maksiat yang bergunung-gunung tingginya.
Menangis karena maksiat-maksiat kita ini, kita telah dijauhkan dari khusyuk kepada-Nya.
Menangis karena maksiat-maksiat ini, kita jadi dekat dengan dunia. Malah tidak mau berpisah dengan dunia ini.
Sedangkan dunia ini sungguh hanya tempat persinggahan yang sangat singkat.
Bahkan dunia ini pernah baginda nabi sifatkan sebagai bangkai, dan orang yang menggemarinya adalah hewan yang mengerumuni bangkai.


Marilah Kita Menangis ...
Menangis karena kita tidak mampu untuk melazimi shalat sunat tahajjud,


Marilah kita menangis ...
Menangi karena kita selalu terlupa membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an,


Marilah Kita Menangis ...
Menangis karena kita sukar sekali untuk shalat fardlu berjamaah di awal waktu.


Marilah Kita Menangis ...
Dengan air mata keinsafan sebelum sampai masanya nanti apabila kita menangis dengan darah mata sekalipun, insaf kita itu tertolak.


Marilah Kita Menangis ...
Dan bersujud kepada Allah dengan sujud yang sebenar. Sementara kita masih mampu sujud sebelum sampai masanya nanti kita hanya mampu berlutut,
Allah Berfirman : "Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. Al-Jaatsiyah : 28)


Marilah Kita Menangis....
Menangis karena kita belum mampu mengendalikan hati untuk tunduk dan mengingat Allah sang Khalik.

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik."


***
Jangan malu dikatakan lemah hanya karena kita dikatakan lemah oleh tangisan tersebut. Karena pada dasarnya kita memanglah sangat lemah dan tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Menangis bukan karena kalah, atupun cengeng, tapi menangis merupakan suatu anugrah yang diberikan Sang Khalik kepada kita. Menangis mengajarkan kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Tak sedikit orang yang ketika dihadapkan kepada suatu persoalan ia menangis, sehingga dengan tangisannya itu ia mengingat Allah SWT.


Karena itu, MARI KITA MENANGIS dalam arti yang positif, dalam rangka beribadah dan mengingat Allah Sang Pencipta.

Semoga dapat Bermanfaat!

Curahan Hati Hawa kepada Adam

Adam.....


Maafkan aku jika coretan ini memanaskan hatimu. Sesungguhnya aku adalah Hawa, temanmu yang kau pinta semasa kesunyian di syurga dahulu.


Wahai Adam....


Aku asalnya dari tulang rusukmu yang bengkok. Jadi tidak harian lah jika perjalanan hidupku senantiasa inginkan bimbingan darimu, senantiasa mau terpesong dari landasan, karana aku buruan syaitan.


Adam...


Maha suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih ramai bilangannya dari kaummu di akhir zaman, itulah sebenarnya ketelitian Allah dalam urusanNya. Jika bilangan kaummu mengatasai kaumku niscaya merahlah dunia kerana darah manusia, kacau-bilaulah suasana, Adam sama Adam bermusuhan kerana Hawa. Buktinya cukup nyata dari peristiwa Habil dan Qabil sehinggalah pada zaman cucu-cicitnya. Pun jika begitu maka tidak selaraslah undang-undang Allah yang mengharuskan Adam beristeri lebih dari satu tapi tidak lebih dari empat pada satu waktu.


Adam...


Bukan karana ramainya isterimu yang membimbangkan aku. Bukan karana sedikitnya bilanganmu yang merunsingkan aku. Tapi...aku risau, gundah dan gulana menyaksikan tingkahmu. Aku sejak dulu lagi sudah tahu bahawa aku mesti tunduk ketika menjadi isterimu. Namun... Terasa berat pula untukku meyatakan isi perkara.


Adam...


Aku tahu bahawa dalam Al-Quran ada ayat yang menyatakan kaum lelaki adalah menguasai terhadap kaum wanita. Kau diberi amanah untuk mendidik aku, kau diberi tanggungjawab untuk menjaga aku, memerhati dan mengawasi aku agar sentiasa didalam Ridho -NYA


Tapi Adam,


nyata dan rata-rata apa yang sudah terjadi pada kaumku kini, aku dan kaumku telah ramai mendurhakaimu. Ramai yang telah menyimpang dari jalan yang ditetapkan Asalnya Allah mengkehendaki aku tinggal tetap dirumah. Di jalan-jalan, di pasar-pasar, di bandar-bandar bukan tempatku. Jika terpaksa aku keluar dari rumah seluruh tubuhku mesti ditutup dari hujung kaki sampai hujung rambut. Tapi.. realitinya kini, Hawa telah lebih dari sepatutnya.


Adam...


Mengapa kau biarkan aku begini? Aku jadi ibu, aku jadi guru, itu sudah tentu katamu. Aku ibu dan guru kepada anak-anakmu. Tapi sekarang diwaktu yang sama, aku ke muka menguruskan hal negara, aku ke hutan memikul senjata. Padahal, kau duduk saja. Ada diantara kau yang menganggur tiada kerja. Kau perhatikan saja aku panjat tangga di pejabat bomba, kainku tinggi menyingsing peha mengamankan negara. Apakah kau sekarang tidak lagi seperti dulu? Apakah sudah hilang kasih sucimu terhadapku?


Adam...


Marahkah kau jika kukatakan andainya Hawa terpesong, maka Adam yang patut tanggung! Kenapa? Mengapa begitu ADAM? Ya! Ramai orang berkata jika anak jahat emak-bapak tak pandai didik, jika murid bodoh, guru yang tidak pandai mengajar! Adam kau selalu berkata, Hawa memang degil, tak mahu dengar kata, tak mudah makan nasihat, kepala batu, pada hematku yang dhaif ini


Adam...


Seharusnya kau tanya dirimu, apakah didikanmu terhadapku sama seperti didikan Nabi Muhammad SAW terhadap isteri-isterinya? Adakah Adam melayani Hawa sama seperti psikologi Muhammad terhadap mereka? Adakah akhlak Adam-Adam boleh dijadikan contoh terhadap kaum Hawa?


Adam...


Kau sebenarnya imam dan aku adalah makmummu, aku adalah pengikut pengikutmu karena kau adalah ketua. Jika kau benar, maka benarlah aku. Jika kau lalai, lalailah aku. Kau punya kelebihan akal manakala aku kelebihan nafsu. Akalmu sembilan, nafsumu satu. Aku... akalku satu nafsuku beribu! Dari itu Adam.... pimpinlah tanganku, kerana aku sering lupa, lalai dan alpa, sering aku tergelincir ditolak sorong oleh nafsu dan kuncu-kuncunya. Bimbinglah daku untuk menyelami kalimah Allah, perdengarkanlah daku kalimah syahdu dari Tuhanmu agar menerangi hidupku. Tiuplah ruh jihad ke dalam dadaku agar aku menjadi mujahidah kekasih Allah.


Adam...


Andainya kau masih lalai dan alpa dengan karenahmu sendiri, masih segan mengikut langkah para sahabat, masih gentar mencegah mungkar, maka kita tunggu dan lihatlah, dunia ini akan hancur bila kaumku yang akan memerintah. Malulah engkau Adam, malulah engkau pada dirimu sendiri dan pada ALLAH YANG ENGKAU AGUNGKAN ....


Maafkan aku sekali lagi Adam... seandainya warkah yang kulayangkan ini menimbulkan amarah di dadamu.... jauh sekali niatku untuk membuat kau keliru apatah lagi menjadi buntu.....Tetapi... Percayalah!!!.... bukan emas kucari... bukan berlian yg kupinta.... tetapi... hanyalah hati yang tulus ikhlas dirimu Adam...


Dengarlahlah... keluhan hatiku buat dirimu.....

Ungkapan Hati seorang Ibu

Anakku...
Bagaimana kabarmu, apakah kamu baik-baik saja? Di rumah, ibumu juga sehat. Sekarang ini aku sedang memandangi cermin dan fotomu. Tiba-tiba aku menjadi sadar bahwa aku sudah mulai tua. Kerut merut di wajahku sudah semakin banyak dan aku tidak cekatan lagi seperti dulu. Aku sering iri padamu yang selalu ceria, riang, aktif dan penuh dinamika. Akupun pernah mengalami seperti itu dulu.


Anakku...
Ketika menikah dengan ayahmu, aku tidak pernah membayangkan akan mempunyai anak seperti kamu. Sungguh, aku bangga padamu. Setelah engkau besar kini, aku baru sadar betapa kecilnya aku ini, betapa tidak berartinya aku. Engkau lahir dan tumbuh semata-mata karena mukjizat dan rahmat Tuhan belaka.


Tak kuingkari memang akulah yang mengandungmu selama sembilan bulan. Saat itu aku selalu gelisah menanti kelahiranmu. Aku selalu menjaga diriku agar bayi di perutku, yaitu kamu, sehat. Dengan susah payah dan sakit kulahirkan engkau. Aku termasuk beruntung karena tidak harus meninggal untuk melahirkanmu. Aku sampai menitikkan air mata bahagia saat mendengar tangis pertamamu yang lucu.


Engkau ini darah dan dagingku sendiri; engkau tumbuh dari bagian tubuhku namun engkau lahir keluar sebagai manusia yang baru sama sekali. Dalam beberapa hal kamu memang mirip aku tetapi selebihnya engkau sungguh baru.


Sejak kecil kurawat engkau dengan sangat hati-hati dan penuh kasih; engkau lebih kuperhatikan dari pada apapun yang pernah kumiliki. Kusuapi dan kususui engkau dengan air yang mengalir dari dadaku sendiri. Bila engkau menangis kugendong dan kuhibur. Kuberi engkau pakaian dan sepatu dan topi yang cocok untukmu. Tak lupa kubelikan juga mainan yang kau gemari; mobil-mobilan atau boneka-boneka yang lucu. Engkau masih ingat masa kecilmu, kan?


Setiap pagi dan sore kumandikan engkau. Bila kau ngompol atau e’ek di celana atau di popok, dengan sabar kubersihkan dan kuganti dengan yang baru.


Paling sedihlah aku, bila kamu sakit. Memang engkau waktu itu hanya makhluk kecil yang tidak berdaya, yang bisa saja kubuang ke kotak sampah atau ke selokan kalau aku mau. Tapi aku cinta padamu, engkau bagian dari hidupku sendiri. Maka kurawat engkau sungguh-sungguh, kubawa engkau ke dokter, kuusahakan agar kau mendapat vaksinasi dan makanan bergizi.


Anakku...
Pada waktu masih kecil dulu, kamu sering rewel, ngambeg bila tidak diberi uang jajan, atau sulit bila disuruh mandi. Kau ingat betapa manjanya kamu. Setiap kali kau lari ke pangkuanku bila engkau bertengkar dengan kakakmu, bila dimarahi ayah, atau bila dinakali teman-temanmu. Aku menjadi saksi untuk masa kecilmu yang manja, sehingga aku tak sempat lagi mengurus diri atau pergi sesuka hati.




Kini engkau sudah dewasa...
Aku bangga padamu, engkau harapanku. Namun aku sering sedih melihat kelakuanmu; kala engkau bermalas-malasan untuk bangun, kala bermain seharian tak tahu waktu. Hampir-hampir aku menangis bila kuingat betapa sulitnya menyuruhmu belajar, mengerjakan PR, atau mengingatkanmu untuk tidak membolos. Sepertinya kau tidak tahu bahwa ini semua demi kamu sendiri. Sungguh aku tidak bermaksud mau menyengsarakanmu dengan aturan-aturanku. Aku ingin engkau bahagia, bisa hidup pantas di tengah-tengah dunia yang penuh dengan persaingan ini. Kamu harus pandai supaya tidak mati tertelan jamanmu nanti.


Anakku...
Betapa sedihnya aku, ketika aku kau tuduh orang tua kolot, orang tua yang tidak mengikuti jaman, atau orang tua kampungan. Aku ingin dipahami bahwa kalau kusuruh kau bergaul tidak sembarangan, berpakaian yang pantas dan mau menghargai orang lain, adalah sungguh-sungguh supaya kamu menjadi manusia yang bermoral, bukan begajulan yang menghancurkan hidupnya dengan mau hidup sebebas-bebasnya.


Kau lihat betapa banyak teman sebayamu yang sudah harus berhenti sekolah untuk mengasuh anak, betapa banyak teman seusiamu jatuh pada obat bius dan pornografi. Anakku, aku tahu engkaupun tidak ingin menjadi seperti itu.


Sungguh kalau aku keras dalam hal ini karena aku tahu betapa halusnya bujukan setan dan betapa beratnya hidup yang tidak tegas terhadap yang jahat. Aku ingin kau pun memahami itu. Hatiku akan hancur bila sikapmu selalu melawan aku, bila kau selalu menganggap dirimu benar sendiri.


Setiap malam aku berdoa untukmu, tak sekejap pun engkau hilang dari hidupku. Bila aku sedang memasak di dapur, yang kubayangkan adalah kepuasan makanmu dan juga kesehatan tubuhmu. Bila aku ikut membantu bekerja, yang kuinginkan engkau tidak terhambat karena biaya. Bila kubenahi kamarmu yang selalu berantakan yang kuinginkan agar kau krasan di rumah. Bila kubelikan kau baju-baju yang modis, aku ingin kau tidak malu pada teman-temanmu. Dan bila aku merawat kesehatan tubuhku sendiri, aku hanya ingin agar aku dapat lebih lama lagi mendampingi dan menyerahkan hidup kepadamu.


Sekarang ini kamu sudah dewasa, banyak hal sudah dapat kau lakukan sendiri. Lambat laun akan terasa bahwa hidupmu memang menjadi tanggung jawabmu sendiri; tidak ada seorangpun yang dapat menggantikannya termasuk ibumu ini. Mohon jangan kecewakan aku dengan sikap keras kepalamu yang kekanak-kanakkan itu. Aku tidak cemburu kalau kamu sekarang sudah melebihi aku dalam segalanya. Aku malah bangga karena Tuhan sudah berkenan membiarkan aku ikut menyaksikan pembentukkan hidupmu. Seperti sebatang lilin, hidupku sudah meleleh habis… dan sebentar lagi pasti akan padam… untuk menerangi hidupmu, anakku. Kini engkau sendiri sudah mulai menyala, lebih terang dari yang kupunya.


Anakku...
Kalau engkau memang sulit menerima aku yang sering rewel, kolot atau lamban ini, aku mohon paling tidak kamu mau menghormati ayahmu. Sepanjang hari setiap hari selama bertahun-tahun dia bekerja keras untukmu, hingga tubuhnya lemah, hingga kulitnya kerut merut tertimpa banyak penderitaan. Cintanya padamu membuatnya tidak malu untuk bekerja di tempat-tempat yang kotor, membuatnya tahan duduk berjam-jam menangani tugas-tugas yang membosankan, dan membuatnya setia menjagai kita semua.Dia juga hanya ingin agar kita ini berbahagia.


Anakku...
Jangan sia-siakan cintanya. Jarang sekali dia mengeluh kala menghadapi beratnya beban kehidupan, tugas-tugas berat dan tuntutan anak-anaknya. Di hadapan kita, dia selalu tersenyum dan tertawa gembira. Kadang-kadang aku merasa kasihan kepadanya kalau dia tidak bisa pulang seharian, kalau tubuhnya yang sudah kecapaian itu harus dipaksa untuk bekerja lagi. Saya sendiri sering merasa bersalah karena rasanya hanya memperlakukan ayah seperti kuda beban atau sapi perahan. Kita bisa beli ini itu, bisa pergi ke sana kemari atau bermain-main dengan santai di rumah, sementara itu dia hanya puas dengan secangkir kopi dan baju yang itu itu saja, dia juga tidak mempunyai banyak waktu untuk bersantai-santai seperti kita. Sungguh anakku, aku mohon hormatilah ayahmu.


Akhirnya...
Sebagai orang tuamu aku minta maaf kalau selama ini aku kadang-kadang egois, menuntut terlalu berlebihan, kolot dan keras terhadapmu. Maafkan aku bila aku kurang mengerti kebutuhan-kebutuhan dan dunia mudamu. Kadang aku masih menganggapmu seperti anak-anak yang harus kuatur segalanya agar tidak keliru. Maafkan aku anakku, yang membuat banyak kesalahan atau malah menyengsarakanmu, yang tidak dapat mencintai dengan cara yang cocok dengan keinginanmu. Kata maaf darimu adalah hadiah yang paling kutunggu.


Anakku...
Aku sudah kangen kamu. Ingin rasanya kubisikkan aku sayang kamu. Hanya peluk ciumku untukmu.


--IBU-MU--

Malaikat di Dunia

Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan,


“Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah,” kata si bayi..


Tuhan menjawab,”Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu”


“Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia.”demikian kata si bayi.


Tuhan pun menjawab, “Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia”


Si bayipun bertanya kembali,”Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu?”


Sekali lagi Tuhan menjawab,”Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa”


Si bayipun masih belum puas, ia pun bertanya lagi,” Saya mendengar di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”


Dengan penuh kesabaran Tuhanpun menjawab, “Malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun.”


Si bayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaanya,” Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi”


Dan Tuhanpun menjawab,” Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesunggugnya Aku selalu berada di sisimu”


Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya,”Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?”


Tuhanpun menjawab “Kamu dapat memanggil malaikatmu….IBU…”


Sahabat EL ti eF....
Kenanglah Ibu yang menyayangimu
Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi…


Ingatkah engkau? ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu?


ingatkah engkau? ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?


Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan,


kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu.


simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk pulang


segeralah jenguk ibumu yang berdiri menantimu di depan pintu bahkan sampai malampun kian larut


jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang. ketika ibu telah tiada…..


tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita
tak ada lagi senyuman indah, tanda bahagia
yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya,
yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya.
tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi untukmu makan, tak ada lagi yang rela merawatmu sampai larut malam ketika engkau sakit
tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendoakanmu disetiap hembusan nafasnya


Kembalilah segera..peluklah ibu yang selalu menyayangimu..
ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya.


Saudara2ku, berdo’alah untuk kesehatannya dan rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya jangan biarkan engkau menyesal di masa datang kembalilah pada ibu yang selalu menyayangimu..
kenanglah semua-cinta dan kasih sayangnya….

Ibu maafkan aku, sampai kapanpun jasamu tak akan terbalaskan…

Kenapa wanita suka menangis??

Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya. "Mengapa ibu menangis?"


"Karena aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya.


"Aku tidak mengerti", kata anak itu.


Ibunya hanya memeluknya dan berkata, "Dan kau tak akan pernah mengerti"


Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan, ayah?"


"Semua wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.


Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa
wanita menangis. Akhirnya ia menghubungi Tuhan (dalam do'a), dan ia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"


Tuhan berkata (lewat mimpinya):


"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa.


Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "


"Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "


"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh "


"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya
bersikap sangat menyakiti hatinya "


"Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya "


"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu "


"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan."


"Kau tahu: Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya."


"Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya - tempat
dimana cinta itu ada."
Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah.
Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta dia berikan. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu..

Download MP3 Al-Quran Imam As-Sudais


Mengenal Imam Abdurrahman As-Sudais
Salah satu lantunan Al-Quran terbaik yang cuk
up populer didownload oleh ummat muslim di seluruh dunia, salah satunya adalah bacaan dari Imam Masjidil Haram, Abdurrahman As-Sudais. Beliau adalah salah satu dari beberapa imam yang ditugaskan khusus untuk memimpin ibadah shalat di masjidil haram.

Biografi Abdurrahman As-Sudais, Al-Imam

Abdurrahman bin Abdul Aziz as-Sudais, lahir di Riyadh, Saudi Arabia, pada tahun 1960 M. Beliau adalah imam Masjidil Haram, Makkah, Saudi Arabia.
Beliau datang dari kabilah Anza. Beliau telah mampu menghafal Al-Qur’an pada umur 12, sebuah usia yang cukup muda. SubhaanAllah. Beliau tumbuh di Najid, lalu menyelesaikan sekolah dasar di Al MUthana bin Harits. Setelah itu, beliau melanjutkan ke Riyadh Scientific Institution, dan lulus pada tahun 1979 dengan predikat Excellent.
Beliau mendapatkan gelar kesarjanaan di bidang Syariah dari Universitas Riyadh pada tahun 1983. Beliau mendapatkan gelar Master dalam bidang Ushuluddin dari fakultas Syari’ah di Universitas Islam Imam Muhammad bin Sa’ud pada tahun 1987, dan mendapatkan gelar Ph.D dalam jurusan Syariah Islam dari Universitas Ummul Qura pada tahun 1995, saat bekerja di sana sebagai seorang asisten professor setelah sebelumnya bekerja di Universitas Riyadh.


Download MP3 Quran Murattal Oleh Imam As-Sudais
1> Untuk mendownload, silahkan klik kanan pada download, lalu pilih dan klik save as/download
2> Jika anda hanya ingin mendengarkannya, silahkan klik tulisan download. Maka akan terbuka jendela baru.

No.Surah Name
Download MP3 Quran
Abdurrahman As-Sudais
1Al-FatihahDownload
2Al-BaqarahDownload
3Al-ImranDownload
4An-Nisa’Download
5Al-Ma’idahDownload
6Al-An’amDownload
7Al-A’rafDownload
8Al-AnfalDownload
9At-TaubahDownload
10YunusDownload
11HoodDownload
12YusufDownload
13Ar-Ra’dDownload
14IbrahimDownload
15Al-HijrDownload
16An-NahlDownload
17Al-IsraDownload
18Al-KahfDownload
19MaryamDownload
20Ta­HaDownload
21Al-Anbiya’Download
22Al-HajjDownload
23Al-Mu’minunDownload
24An-NurDownload
25Al-FurqanDownload
26Ash-Shu’ara’Download
27An-NamlDownload
28Al-QasasDownload
29Al-’AnkabutDownload
30Ar­RoomDownload
31LuqmanDownload
32As­SajdahDownload
33Al­AhzabDownload
34Saba’Download
35FatirDownload
36Ya­SinDownload
37As-SaffatDownload
38SadDownload
39Az-ZumarDownload
40GhafirDownload
41FussilatDownload
42Ash-ShuraDownload
43Az-ZukhrufDownload
44Ad-DukhanDownload
45Al-JathiyaDownload
46Al-AhqafDownload
47MuhammadDownload
48Al-FathDownload
49Al-HujuratDownload
50QafDownload
51Az-ZariyatDownload
52At-TurDownload
53An-NajmDownload
54Al-QamarDownload
55Ar-RahmanDownload
56Al-Waqi’ahDownload
57Al-HadidDownload
58Al-MujadilahDownload
59Al-HashrDownload
60Al-MumtahinahDownload
61As-SaffDownload
62Al-Jumu’ahDownload
63Al-MunafiqunDownload
64At-TaghabunDownload
65At-TalaqDownload
66At-TahrimDownload
67Al-MulkDownload
68Al-QalamDownload
69Al-HaqqahDownload
70Al-Ma’arijDownload
71NoohDownload
72Al-JinnDownload
73Al-MuzzammilDownload
74Al-MuddaththirDownload
75Al-QiyamahDownload
76Al-InsanDownload
77Al-MursalatDownload
78An-Naba’Download
79An-Nazi’atDownload
80‘AbasaDownload
81At-TakwirDownload
82Al-InfitarDownload
83Al-MutaffifinDownload
84Al-InshiqaqDownload
85Al-BurujDownload
86At-TariqDownload
87Al-A’laDownload
88Al-GhashiyahDownload
89Al-FajrDownload
90Al-BaladDownload
91Ash-ShamsDownload
92Al-LailDownload
93Ad-DuhaDownload
94Ash-SharhDownload
95At-TinDownload
96Al-’AlaqDownload
97Al-QadrDownload
98Al-BaiyinahDownload
99Az-ZalzalahDownload
100Al-’AdiyatDownload
101Al-Qari’ahDownload
102At-TakathurDownload
103Al-’AsrDownload
104Al-HumazahDownload
105Al-FilDownload
106QuraishDownload
107Al-Ma’unDownload
108Al-KautharDownload
109Al-KafirunDownload
110An-NasrDownload
111Al-MasadDownload
112Al-IkhlasDownload
113Al-FalaqDownload
114An-NasDownload